Text
ANALISIS FENILBUTAZON DALAM JAMU REUMATIK YANG BEREDAR DI BEBERAPA TOKO JAMU DAERAH BANDUNG TIMUR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Fenilbutazon memiliki kerja sebagai analgetik, antipiretika, dan antiinflamasi. Penggunaan fenilbutazon dibatasi dan sangat jarang digunakan karena memiliki banyak efek samping seperti mual, muntah, ruam kulit, retensi cairan dan elektrolit (edema), pendarahan lambung, nyeri lambung dengan pendarahan atau perforasi, reaksi hipersensitivitas, hepatitis, gagal ginjal, leukopenia, dan anemia aplastik agranulositosis. Jamu merupakan obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pencegahan, pemeliharan dan pengobatan penyakit. Fenilbutazon merupakan bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu pega linu dan reumatik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fenilbutazon masih ditambahkan ke dalam jamu tradisional sebagai bahan berkhasiat. Jamu reumatik yang digunakan pada penelitian ini yaitu 10 macam merk jamu reumatik yang beredar di Kota Bandung Timur. Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi fenilbutazon dalam jamu reumatik dengan metode analisis kualitatif yaitu Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan metode analisis kuantitatif menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimal 266,6 nm. Pada validasi metode hasil yang diperoleh uji presisi memenuhi syarat sesuai dengan nilai yaitu 99,99%. Akurasi memenuhi syarat sesuai dengan nilai (80 - 100%) yaitu 85,733%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 4 dari 10 sampel jamu reumatik positif mengandung fenilbutazon. Kadar fenilbutazon yang terkandung pada sampel A sebesar 54,94 mg, sampel B sebesar 61,52 mg, sampel C sebesar 46,72 mg dan sampel D sebesar 64,94 mg. Berdasarkan hasil analisis ini maka empat dari sepuluh sampel yang diambil mengandung bahan kimia obat fenilbutazon sehingga menyalahi aturan PERMENKES No.006
Tidak tersedia versi lain