Text
Studi Analisa Biaya pada Pasien Rawat Jalan di Klinik Psikiater Rumah Sakit Swasta di Bandung
Prevalensi gangguan jiwa berat atau skizofrenia di daerah pedesaan ternyata lebih tinggi dibanding daerah perkotaan mencapai 18,2 %. Sementara di daerah perkotaan, proporsinya hanya mencapai 10,7 %. Pemerintah memberikan pelayanan agar semua masyarakat terjamin dari segi kesehatan dan bisa mendapatkan hak yang sama, yaitu dengan program jaminan sosial. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ini menggunakan tarif berdasarkan Indonesian Case Base Groups (INA-CBG?s) yaitu besaran pembayaran klaim BPJS yang didasarkan pada pengelompokan diagnosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar selisih biaya dari penjualan obat yang timbul dengan diterapkannya tarif INA-CBG?s, dan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi selisih biaya tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan instrumen berupa data penjualan perbekalan farmasi di Klinik Rawat Jalan Psikiatri salah satu RS Swasta di Bandung selama periode bulan Mei ? Oktober 2018. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa dengan diterapkannya sistem INA-CBG?s Rumah Sakit mengalami kerugian dengan presentase selisih yang selalu fluktuatif, di bulan September dan Oktober dari praktek dr. Y mengalami selisih yang cukup besar, secara rata-rata Rumah Sakit mengalami kerugian sebesar 218,21% terhadap tarif INA-CBG?s. Faktor yang menimbulkan selisih yaitu penulisan jumlah resep, ketersediaan obat JKN dan harga obat JKN. Dengan adanya kerugian tersebut dapat disimpulkan bahwa tarif INA-CBG?s yang ditentukan oleh BPJS masih belum sesuai dengan tarif pelayanan obat.
Tidak tersedia versi lain