Text
Analisis Medication Error terhadap Peresepan Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit Kota Bandung
Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Medication
error dapat merugikan pasien karena menyebabkan kegagalan terapi, bahkan
dapat timbul efek obat yang tidak diharapkan. Angka kejadian medication error
belum terdata secara akurat dan sistematis, tetapi angka kejadian medication error
sangat sering kita jumpai di berbagai institusi pelayanan kesehatan di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian, jenis dan penyebab
medication error yang terjadi pada fase prescribing, transcribing, dispensing dan
administration terhadap peresepan rawat inap di salah satu rumah sakit Kota
Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Sampel
diambil dengan menggunakan ?teknik sampel jenuh? pada kejadian insiden report
di instalasi farmasi rawat inap periode Juli 2016 ? Juli 2019. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terjadi medication error pada keempat fase tersebut. Pada fase
prescribing potensi kesalahan terjadi karena: tulisan resep tidak terbaca dengan
jelas sebanyak 116 kejadian, tidak ada nama dokter penulis resep sebanyak 37
kejadian, tidak ada Surat Ijin Praktik dokter sebanyak 33 kejadian, tidak ada stiker
registrasi pasien sebanyak 28 kejadian, stiker registrasi pasien tertukar sebanyak
23 kejadian, tidak ada berat badan pasien sebanyak 18 kejadian, tidak jelas nama
pasien sebanyak 7 kejadian, tidak ada aturan pakai sebanyak 4 kejadian, tidak ada
bentuk sediaan sebanyak 4 kejadian. Pada fase transcribing potensi kesalahan
terjadi karena: kesalahan pembacaan resep sebanyak 19 kejadian, kesalahan
penulisan dosis sebanyak 7 kejadian, kesalahan bentuk sediaan obat sebanyak 5
kejadian, kesalahan penulisan aturan pakai sebanyak 3 kejadian. Pada fase
dispensing potensi kesalahan terjadi karena: kesalahan pengambilan obat
sebanyak 5 kejadian, salah perhitungan dosis sebanyak 6 kejadian, pemberian
etiket tidak lengkap sebanyak 3 kejadian, jumlah obat ada yang kurang sebanyak 2
kejadian, salah pasien sebanyak 1 kejadian. Pada fase administration potensi
kesalahan terjadi karena: obat tertinggal sebanyak 5 kejadian, kesalahan aturan
pakai sebanyak 2 kejadian, kesalahan teknik pemberian obat dan obat tertukar
sebanyak 1 kejadian.
Tidak tersedia versi lain