Text
Analisa Pemberian Obat Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Penyakit Stroke dan Faktor Penolakan Resep PROLANIS oleh Apotek Rekanan yang Terjadi di Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung
Pemerintah di Indonesia sudah menjalankan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu program pemerintah yaitu Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang diadakan sebagai tolak ukur terapi obat yang telah tersusun. Penyakit Stroke termasuk ke dalam salah satu penyakit prolanis yang banyak melanda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengambilan obat prolanis selama 7 bulan pada pasien dengan riwayat stroke. Desain penelitian retrospektif dilakukan pada pasien prolanis di salah satu rumah sakit swasta di kota Bandung. Rumah sakit ini menjadikan kerjasama dengan rekanan sebagai pengawas terapi obat pasien prolanis. Data pasien yang terdaftar selalu rutin kontrol atas penyakitnya menjadi subjek penelitian. Penelitian ini dilakukan penelitian terhadap variabel yang akan diteliti dengan cara mengevaluasi penggunaan obat prolanis yang diperoleh dari data rekam medis pasien. Kelengkapan persyaratan menjadi nilai baik dalam mendapatkan obat. Riwayat pasien, kelengkapan persyaratan pengambilan obat, dan jumlah obat terapi merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Terdapat 37 pasien sebagai subjek dalam penelitian ini. Terdapat 17 pasien Stroke dan Hipertensi (45,94%), penyakit Diabetes Mellitus 8 pasien (21,6%), pasien Hipertensi 6 pasien (16,21%), pasien Stroke dan Diabetes Mellitus (2,7%), dan pasien penyakit komplikasi 5 pasien dengan persentase (13,51%). Faktor penolakan resep Prolanis disebabkan persyaratan yang tidak lengkap seperti hasil laboratorium tidak disertakan, persyaratan khusus dari dokter tidak ada, dan keterlambatan jadwal pengambilan obat.
Tidak tersedia versi lain