Text
(Skripsi) ANALISIS PENGGUNAAN HOJO DOUSHI TAMARANAI, SHIKATAGANAI, DAN NARANAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG (日本 語の文における補 助動詞 「 たまらな い 、 しかたがない 、ならな い 」の使用分析)
Terada dalam (Sudjianto dan dahidi, 2004, 150-151) menjelaskan hojo doushirnadalah kata kerja yang menjadi bunsetsu tambahan. Bunsetsu adalah satuanrnbahasa yang merupakan bagian bagian kalimat. Dengan kata lain, hojo doushi rnadalah kata kerja yang menerangkan kata kerja yang berada di depannya. Hojorndoushi merupakan kelompok verba yang berperan sebagai verba tambahan yangrnmelengkapi kata sebelumnya dalam kalimat. Kalimat yang didalamnya dilengkapirnhojo doushi dibentuk dengan mengubah bentuk verba atau kata sebelumnyarnmenjadi bentuk te (de) + hojo doushi. Hojo doushi berperan sebagai fuzoku nornkankei atau hubungan tambahan dalam kalimat yang memberikan maknarntambahan untuk kalimat utama. Dalam bahasa Jepang terdapat hojo doushi yangrnmemiliki arti yang sama, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hojorndoushi tamaranai, shikataganai, dan naranai. Ketiga hojo doushi ini jikarndiartikan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama yaitu “sangat/tidakrntertahankan”. rnTujuan penelitian ini adalah untuk dapat memahamai penggunaan hojo doushirntamaranai, shikataganai, dan naranai dan mengetahui apakah ketiga hojo doushirntersebut dapat saling menggantikan atau tidak dalam kalimat bahasa Jepang.rnPenulis melakukan penelitian dan mambuat analisis dengan menggunakanrnpenelitian deskriptif.
Tidak tersedia versi lain