Text
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PERKOTAAN KABUPATEN BEKASI
Angkutan perkotaan Kabupaten Bekasi saat ini semakin kurang diminati masyarakat yang,
diperkirakan, salah satu penyebabnya adalah kualitas pelayanan yang kurang memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap kinerja
angkutan perkotaan Kabupaten Bekasi, baik secara obyektif maupun subyektif. Kinerja
obyektif direpresentasikan dengan indikator aksesibilitas, mobilitas, waktu tunggu,
kecepatan, dan tarif. Sedangkan persepsi pengguna terhadap kenyamanan, waktu
perjalanan, keamanan, tarif, aksesibilitas, dan ketertiban mewakili ukuran kinerja
subyektif. Data-data bersumber dari data sekunder, yang dikumpulkan dari instansi-
instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi dan data primer yang terdiri
dari data pengamatan langsung di lapangan dan data hasil wawancara dengan kuesioner
kepada pengguna. Metode analisis statistik deskriptif, analisis Ability To Pay dan
Willingness To Pay, serta Importance Performance Analysis (IPA) digunakan dalam
analisis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan dan waktu tunggu angkutan kota
masih sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah, berturut-turut, rata-rata sebesar
17,6 km/jam dan 7 menit. Tingkat aksesibilitas dan mobilitas berorientasi pada pusat
perkotaan dan, diidentifikasi, terdapat 10 kecamatan yang belum dilayani pelayanan
angkutan kota. Hasil evaluasi tarif menunjukkan bahwa nilai tarif sebesar Rp 18.682/jam
masih berada di bawah nilai ATP sebesar Rp 55.288/jam. Namun demikian, nilai tarif
tersebut diketahui lebih tinggi daripada nilai WTP sebesar Rp 5.445/jam, yang diperoleh
dari hasil wawancara.
Hasil IPA menunjukkan bahwa indikator ketertiban dan waktu perjalanan merupakan
indikator pelayanan yang masuk kuadran prioritas utama untuk ditingkatkan. Adapun
indikator keamanan berada pada kuadran ‘dipertahankan’. Selanjutnya, tarif merupakan
indikator, yang walaupun kinerjanya relatif rendah namun, menurut persepsi responden,
termasuk indikator dengan tingkat kepentingan yang tidak terlalu tinggi. Akhirnya,
indikator aksesibilitas, kenyamanan, dan mudah dicapai/tranfer merupakan indikator yang
dianggap penting namun kondisi pelayanannya cukup memadai.
Tidak tersedia versi lain