Text
PENGGUNAAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEGAGALAN MESIN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINDAKAN PERAWATAN PADA STASIUN NUT DAN KERNEL PABRIK KELAPA SAWIT LIBO
Stasiun nut dan kernel merupakan stasiun yang memiliki jumlah mesin
paling banyak jika dibandingkan dengan stasiun lain yang ada di Pabrik Kelapa
Sawit. Salah satu jenis mesin yang paling banyak adalah alat angkut, alat angkut
memiliki peran yang sangat penting karena dia berfungsi untuk mengirimkan bahan
yang diolah menuju ke proses pengolahan berikutnya. Apabila alat angkut
mengalami kerusakan proses pengolahan dapat terhenti, karena bahan tidak bisa
dikirimkan menuju ke proses pengolahan berikutnya. Kebanyakan alat angkut yang
terdapat di PKS tidak memiliki cadangan sehingga jika terjadi kerusakan proses pun
akan dihentikan. Stasiun nut dan kernel sendiri memiliki 18 buah alat angkut yang
berjenis conveyor dan elevator.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin-mesin khususnya alat
angkut, diperlukan tindakan perawatan yang tepat agar proses pengolahan yang
berlangsung dapat bejalan dengan lancar. Cara yang tepat untuk melakukan dan
menentukan tindakan perawatan adalah dengan mengidentifikasi kegagalan yang
terjadi. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang yang dapat mengidentifikasi
kegagalan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA). Melalui metode FMEA akan diketahui kegagalan
komponen kritis pada suatu sistem berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN).
Kegagalan komponen kritis merupakan jenis kegagalan dengan nilai RPN >100.
Kemudian komponen tersebut akan menjadi prioritas dalam melakukan tindakan
perawatan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kegagalan komponen kritis
pada stasiun nut & kernel adalah keausan pada liner wet kernel elevator (RPN: 168)
dan baut bucket wet kernel elevator patah (RPN: 126). Tindakan perawatan yang
dilakukan untuk meminimalkan potensi breakdown adalah dengan melakukan
penggantian komponen (replacement). Penggantian komponen dijadwalkan
berdasarkan Mean Time Between Failure (MTBF) atau rata-rata waktu
antarkegagalan suatu komponen. Berdasarkan perhitungan MTBF, liner wet kernel
elevator dijadwalkan untuk diganti setiap 3.039 jam (7 bulan) penggunaan dan baut
bucket wet kernel elevator dijadwalkan untuk diganti setiap 2.026 jam (5 bulan)
penggunaan.
Tidak tersedia versi lain