Text
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI METODE BERMAIN PASIR WARNA
ISLAMIATI SYIFA. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Bermain Pasir warna. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak serta berlangsung secara bertahap tetapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui tentang peningkatan kemampuan awal motorik halus sebelum diberikan metode bermain pasir warna di kelompok A RA Baitul Muttaqin Kota Bandung 2) Mengetahui tentang pelaksanaan kemampuan motorik halus dalam metode bermain pasir warna di RA Baitul Muttaqin dan 3) Mengetahui data hasil pengembangan kemampuan motorik halus melalui metode bermain pasir warna di RA Baitul Muttaqin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif, yaitu menerangkan aktifitas anak dan guru yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan unjuk kerja secara penelitian berlangsung. Sedangkan dalam penelitian kualitatif data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif presentase (%). Model Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart, yaitu: 1) tahap perencanaan (plan), 2) tindakan (act), 3) pengamatan (0bserver) dan 4) refleksi (reflect). Hasil dari penelitian menunjukkan sesudah diterapkan metode bermain pasir warna di Kelompok A RA Baitul Muttaqin pada Siklus I mengalami peningkatan sebanyak 2 anak berkembang sangat baik (BSB) dengan persentase 20%, sedangkan pada kriteria berkembang sesuai harapan (BSH) terjadi peningkatan sebanyak 2 anak menjadi 5 anak dengan persentase 50%. Kriteria mulai berkembang (MB) sebanyak 3 anak dengan persentase 30% dan kriteria belum berkembang (BB) dengan persentase 0% angka ketuntasan pada penelitian Siklus I ini baru mencapai 50% yaitu 2 anak Berkembang Sangat Baik (BSB) dan 5 anak dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Angka ketuntasan pada penelitian siklus II ini mencapai 50% yaitu 5 anak berkembang sangat baik (BSB) dan 5 anak dengan kriteria berkembang sesuai harapan (BSH). Sehubungan dengan Penelitian ini sangat penting, bagi guru dan orang tua yang dapat bekerjasama dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak selama di rumah maupun disekolah. Kemudian untuk para peneliti lainnya, diharapkan mampu menelaah dalam mengembangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengenalan motorik halus pada anak
Tidak tersedia versi lain