Text
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE SYSTEM APUNG PADA PESAWAT SINGLE OTTER HARBOUR AIR BERBASIS ATMEGA 328P
ABSTRAKrnNegara Indonesia yang secara geografis terdiri dari belasan ribu pulau dan dua pertiga wilayahnya terdiri dari lautan, maka menjadi suatu keniscayaan penggunaan wilayah perairan tersebut dilakukan seoptimal mungkin guna untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu pemanfaatan wilayah perairan yang berkaitan langsung dengan perekonomian masyarakat adalah sarana transfortasi. Moda transportasi terdiri dari darat, laut dan udara, namun transportasi udara memiliki keunggulan dalam pencapaian waktu tempuh perjalanan dibandingkan moda transportasi lainnya, oleh karena itu pemanfaatan perairan untuk dijadikan sebagai landasan pacu pesawat terbang amfibi sangatlah tepat bagi negara kepulauan seperti Indonesia.rnPada saat ini transportasi udara telah berkembang dengan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan atau maskapai penerbangan yang melayani jasa penerbangan ke berbagai rute baik dosmetik maupun internasional. Pesawat terbang tidak hanya bisa lepas landas atau mendarat di landasan pacu biasa, yang keras dari aspal tetapi juga di atas air ataupun di atas salju. Pesawat yang dapat mendarat di atas permukaan air di sebut floatsplane dimana pesawat ini dapat mengapung karena alat untuk mendaratnya menggunakan pelampung atau landing floats atau badan bagian bawah pesawatnya yang dibentuk seperti badan kapal laut. Dengan pesawat amfibi tersebut, maka interkoneksi wilayah dan interaksi masyarakat Indonesia bisa terlaksana dengan maksimal.rnUntuk lebih memahami tentang kinerja pesawat amfibi dimaksud, maka dilakukan perancangan dan pembuatan prototype sebuah simulasi dengan menggunakan beberapa komponen elektronika yaitu ATmega 328P sebagai pengendali mikro, Sensor Ultrasonik HC-SR04 sebagai sensor pendeteksi ketinggian, dan LCD, LED serta Buzzer sebagai indikator output. Jika sensor mendeteksi tinggi air di permukaan pesawat mencapai 60 cm, maka buzzer akan berbunyi yang dihubungkan ke pin PB1 menyala. Ketika ketinggian air berada pada 50 cm, maka mikrokontroller akan menyalakan relay untuk mengaktifkan solenoid valve. Saat solenoid valve aktif maka valve atau katup udara akan terbuka, dan udara yang bertekanan dari tabung penyimpan udara akan mengalir pada pelampung, sehingga pelampung akan mengembang. Buzzer akan berhenti berbunyi apabila pelampung pada pesawat sudah mengembang di air pada ketinggian 50 cm.rnDari uraian di atas dan dengan melakukan uji fungsi, prototype alat dimaksud, maka dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang monitoring floatsplane (pesawat apung) yang dioperasikan pada landasan pacu perairan. Untuk pengembangan lebih lanjut prototype alat yang telah dirancang ini dapat ditingkatkan dengan penggunaan sistem yang lebih maju seperti teknologi otomasi dan penerapan sistem remote control.
Tidak tersedia versi lain