Text
(Skripsi) Pengawasan Camat Dalam Meningkatkan Validitas Pendataan Penerimaan Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kantor Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon (Studi Kasus Desa Wotgali Kecamatan Plered)
Penelitian yang dilakukan penulis dengan judul “Pengawasan Camat Dalam Meningkatkan Validitas Pendataan Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kantor Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon (studi kasus Desa Wotgali)”. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program Pemerintah Indonesia bertujuan untuk mensejahterahkan Keluarga Penerima Manfaat. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengawasan camat dalam meningkatkan validitas pendataan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kantor Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon (studi kasus Desa Wotgali) untuk mengetahui apa saja hambatan dalam melakukan pengawasan dalam meningkatkan validitas pendataan penerima Program Keluarga Harapan dan untuk mengetahui upaya apa saja untuk mengatasi hambatan pengawasan camat dalam meningkatkan validitas pendataan penerima Program Keluarga Harpan (PKH). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang berusaha memberikan gambaran atau penjelasan yang tepat mengenai permasalahan yang diteliti, menjelaskan data yang ada secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada dilapangan. Peneliti mengumpullkan data dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber yang mengetahui secara detail masalah pengawasan camat dalam meningkatkan validitas pendataan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kantor Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon (studi kasus Desa Wotgali). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, observasi wawancara dan dokumentasi. Teori pengawasan yang digunakan yaitu menurut Dessler (dalam Sule dan Saefullah 2019: 286-287). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengawasan Camat Dalam Meningkatkan Validitas Pendataan Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kantor Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon (studi kasus desa wotgali). Dimana dalam pencapaian bila dilihat dari dimensi pengawasannya ada satu dimensi yang belum optimal yaitu dimensi Sistem Pengawasan Tradisional dimana dimensi ini terdapat pencapaian standar pengawasan yang belum optimal dan komunikasi yang belum optimal. Tetapi jika dilihat dari dimensi ke dua sudah menunjukan optimal yaitu dimensi Sistem Pengawan berdasarkan Komitmen karena dimensi ini menunjukkan bahwa dari internalnya sendiri sudah cukup baik serta intropeksi diri dari KPM sudah baik. Oleh karena itu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yakni dalam hal standar pengawasan lebih ditingkatkan lagi agar pada saat melakukan pendataan tidak terjadi data yang tidak tepat sasaran dan komunikasi yang baik oleh pegawai akan memberikan informasi yang maksimal agar tidak terjadi hasil data yang berbeda
Tidak tersedia versi lain