Text
PENGARUH SLUDGE WASTEWATER SEBAGAI ADMIXTURE TERHADAP WAKTU PENGERASAN MORTAR
Setiap produksi pastilah akan menghasilkan limbah, begitu juga dengan PT. Krakatau POSCO yang merupakan perusahan pengolah besi dan baja di Indonesia. PT. Krakatau POSCO menyiasati limbah dengan cara Instalasi Pengolahan Air Limbah (Wastewater Treatment), namun dengan beroperasinya Wastewater Treatment juga menimbulkan masalah baru yaitu timbulnya limbah lumpur (sludge) sebagai hasil dari residu air pencucian baja. Seiring berjalannya operasi Wastewater Treatment tersebut, kumulatif sludge dari hari ke hari juga terus bertambah sehingga menimbulkan masalah untuk pabrik. Pemanfaatan sludge sebagai admixture pada mortar, merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk pengelolaan lingkungan. Percobaan kali ini akan membuat mortar dengan menggunakan bahan tambahan berupa sludge wastewater, material utama yang digunakan dalam pembuatan mortar adalah semen, air, dan agregat halus (pasir). Semen yang digunakan pada percobaan kali ini adalah semen OPC (Ordinary Portland Cement) dengan merek dagang semen garuda, agregat halus yang digunakan adalah pasir yang mengandung silika, berasal dari Lampung. Mortar dibuat dengan dimensi 50mm x 50mm x 50mm dengan masing-masing sludge yang digunakan sebagai admixture pada mortar dengan variasi volume 0%, 0,05%, 0,2%, 0,5%, 1%, 5%. Lalu dilakukan pengujian kuat tekan terhadap sampel mortar pada umur ke 3 , 7, dan 28 hari. Hasil pengujian setting time menunjukkan dengan penambahan sludge sebanyak 5% dapat bekerja sebagai accelerator yang akan mempercepat setting time ±150 menit dibandingkan dengan sampel kontrol. Hal ini disebabkan dengan adanya senyawa Al2O3 pada sludge dapat mempercepat pembentukan ettringite atau Calcium Sulfoaluminate yang akan menyebabkan cepatnya proses setting time pada sampel yang berumur dini (3 dan 7 hari). Pada pengujian kuat tekan sampel mortar dengan menggunakan rasio w/c 0,5 dengan umur mortar ke 28 hari menunjukkan kekuatan tertinggi didapatkan pada penambahan variasi volume sludge wastewater sebesar 5% yaitu 13,9 MPa, jika dibandingkan dengan mortar kontrol. Peningkatan kuat tekan pada sampel mortar terjadi karena adanya senyawa SiO2 pada sludge yang bereaksi dengan senyawa CH (Calcium Hydroxide) dapat membentuk senyawa CSH (Calcium Silicate Hydroxide) yang dapat membantu meningkatkan kekuatan tekan pada sampel mortar.rnrnEvery production must produce waste, as well as PT. Krakatau POSCO which is an iron and steel processing company in Indonesia. PT. Krakatau POSCO dealt with waste by means of a Wastewater Treatment Plant, but with the operation of the Wastewater Treatment also created a new problem namely the emergence of sludge as a result of steel washing water residues. As the operation progressed Wastewater Treatment, cumulative sludge from day to day also continued to increase, causing problems for the factory. The use of sludge as admixture in mortar is an alternative that can be done as an effort for environmental management. This time the experiment will make mortar using additional material in the form of sludge wastewater, the main material used in making mortar is cement, water, and fine aggregate (sand). The cement used in the experiment this time was cement OPC (Ordinary Portland Cement) with the Garuda cement trademark, the fine aggregate used was silica-containing sand, originating from Lampung. Mortars are made with dimensions of 50mm x 50mm x 50mm with each sludge used as admixture in mortar with a volume variation of 0%, 0.05%, 0.2%, 0.5%, 1%, 5%. Then the compressive strength was tested for mortar samples at age 3, 7 and 28 days. The test results setting time indicate that with the addition of sludge as much as 5%, the sludge can be an accelerator which will accelerate the setting time to ±150 minutes compared to the control sample. This is due to the presence of Al2O3 compounds in sludge which can accelerate the formation of ettringite or Calcium Sulfoaluminate which will cause the rapid process setting time in samples that are early (3 and 7 days). In testing the compressive strength of mortar samples using a w/c ratio of 0.5 with a 28-day mortar life, the highest strength was obtained in the addition of a volume variation wastewater sludge of 5% at 13.9 MPa compared to control mortar. The increase in compressive strength in mortar samples occurs because of the presence of SiO2 compounds in the sludge which reacts with CH (Calcium Hydroxide) compounds which can form CSH compounds (Calcium Silicate Hydroxide) which can help increase the compressive strength of the mortar sample.,
Tidak tersedia versi lain