Text
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA DI DAERAH OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA MASERAL
Daerah penelitian termasuk kedalam cekungan Sumatera Selatan. Cekungan Sumatera Selatan terletak di sebelah timur dari Bukit Barisan dan menerus hingga
ke timurlaut hingga bagian lepas pantai. Cekungan Sumatera Selatan terbentuk
selama pemekaran berarah timur-barat pada akhir pre-Tersier hingga awal Tersier.
Aktivitas orogenik selama akhir Zaman Kapur hingga Kala Eosen membagi
cekungan menjadi empat sub cekungan. Secara petrografis, batubara pada daerah
penelitian ini tersusun oleh huminit sebesar 76.4% - 88%, liptinit sebesar 2.4% -
10.6%, inertinit sebesar 5.2% - 16.4% dan mineral matter sebesar 0.4% - 3.4%.
Diagram segitiga fasies telocollinite (T), fusinite + semifusinite (F),
inertodetrinite (detrohuminite + sporinite + discrete macrinite) (D) yang dikenal
sebagai diagram TFD dari Marchioni, menunjukkan bahwa batubara ini
terendapkan dalam fasies limnic. Sementara itu, berdasarkan diagram fasies
pengawetan struktur jaringan (TPI) terhadap indeks gelifikasi (GI), batubara
tersebut terendapkan pada fasies limnic (low moor). Kemudian, berdasarkan
diagram indeks pengaruh air tanah (GWI) terhadap indeks vegetasi (VI)
lingkungan batubara tersebut termasuk kedalam tipe ombrotrophic (high moor)
yaitu suplai air yang didapat hanya dari air hujan sehingga sedikit nutrisi yang
didapat oleh lingkungan pengendapan batubara tersebut, dan derajat vegetasi
termasuk kedalam tipe bog mengindikasikan bahwa tanaman yang tumbuh di
daerah tersebut yaitu tumbuhan perdu.
Tidak tersedia versi lain