Text
PEMANFAATAN BIOPOLYMER CHITOSAN SEBAGAI CHEMICAL ADMIXTURE TERHADAP SETTING TIME DAN SIFAT MEKANIK MORTAR BERBASIS SEMEN TIPE I
Ekspor komoditi perikanan Indonesia sangat bergantung pada dua jenis komodoti utama, yaitu udang dan kelompok ikan. Komoditi udang dapat meningkatan ekspor sub-sektor perikanan, karena mempunyai kontribusi 60% dari total nilai ekspor sub-sektor perikanan dengan nilai ekspor diatas satu milyar dolar Amerika setahun. Pada penelitian ini hasil limbah udang yang diubah menjadi kitosan (C6H11NH2)n digunakan sebagai chemical admixture. Dengan penelitian ini diperoleh manfaat adanya alternatif pemanfaatan limbah kepala dan kulit udang untuk didaur ulang menjadi bahan tambahan mortar (chemical admixture), sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Sampel dibuat dengan perbandingan pasir : semen 1:2,75 dengan variasi rasio (w/c) 0,6, 0,5, 0,4dan variasi kitosan 0,05%, 0,2%, 0,5%, 1%, 5%, beberapa material yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir, air, semen, dan kitosan. Sampel dibuat menggunakan cetakan berdimensi 5 cm x 5 cm x 5cm. Seluruh material ditimbang sesuai mix design kemudian dilakukan pencampuran bahan bahan dan diaduk hingga homogen, setelah adukan homogen lalu dimasukan kedalam cetakan hingga 24 jam lalu dilepas, setelah itu dibiarkan mengeras dengan perawatan melapisi permukaan beton dengan kain basah untuk menjaga kelembaban, setelah mencapai umur yang ditentukan maka dilakukan pengujian. Berdasarkan hasil uji tekan, sampel yang memiliki kekuatan tertinggi dan terendah kemudian dilakukan analisa XRD untuk mengetahui senyawa yang berperan sebagai penguat dalam mortar. Hasil pengujian tekan menunjukan bahwa Penambahan kitosan pada mortar menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mortar normal. Kekuatan tertinggi didapatkan pada penambahan kitosan sebanyak 0,05% dengan rasio (w/c) 0,5 pada umur 28 hari. Pada mortar kitosan didapatkan kuat tekan sebesar 20,1572 Mpa dan mortar kontrol sebesar 17,72 Mpa . Dari hasil analisis XRD juga didapatkan bahwa adanya peningkatan kandungan tobermorite (calcium silica hydrate) dari 23,7% pada mortar kontrol menjadi 44,7% pada mortar kitosan, tobermorite meningkat hampir 50%. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kandungan senyawa tobermorite (calcium silica hydrate) pada mortar, maka semakin tinggi pula kekuatan tekan yang dihasilkan. Kenaikan tobermorite disebabkan pada proses terbentuknya kitosan menggunakan proses yang menggunakan larutan NaOH yang membuat alkalinitas pada mortar sehinnga meningkatkan kuat tekannya.rnrnThe export of Indonesian fishery commodities is very dependent on two main commodity types, shrimp and fish groups. Shrimp commodity can increase the export of fisheries sub-sector, because it has a contribution of 60% of the total export value of the fisheries sub-sector with an export value of over one billion US dollars a year. In this study the results of shrimp waste which was converted into chitosan (C6H11NH2)n were used as chemical admixture. With this research, the benefits of using the head and shrimp shell waste to be recycled are added to mortar (chemical admixture), so as to reduce the impact of environmental pollution. Samples were made with a ratio of sand: cement 1: 2.75 with variations ratio (w / c) 0.6, 0.5, 0.4 and variations in chitosan 0.05%, 0.2%, 0.5%, 1% 5%, some of the materials used in this study are sand, water, cement, and chitosan. Samples are made 5 cm x 5 cm x 5 cm dimension. All materials are weighed according to the mix design then the ingredients are mixed and stirred until homogen, after homogen mixture then put into the mold for up to 24 hours and then removed, after that it is allowed to harden with treatment coating the concrete surface with a wet cloth to maintain moisture, after reaching the specified age then testing is done. Based on the results of the compressive test, samples that have the highest and lowest strength are then analyzed using XRD to determine the compounds that act as reinforcement in mortar. The results of compressive testing showed that the addition of chitosan to mortar produced a higher strength compared to normal mortar. The highest strength was found in the addition of chitosan as much as 0.05% with a ratio (w / c) 0.5 at 28 days. The chitosan mortar obtained compressive strength of 20,1572 MPa and mortar control of 17,72 MPa. From the results of XRD analysis also found that the increase in the content of tobermorite (calcium silica hydrate) from 23.7% in control mortar to 44.7% in chitosan mortar, tobermorite increased by almost 50%. From this it can be concluded that the more content of tobermorite (calcium silica hydrate) compounds in mortar, the higher the compressive strength produced. The increase in tobermorite is due to the process of forming chitosan using a process that uses NaOH solution which makes the alkalinity of the mortar so that it increases the compressive strength.,
Tidak tersedia versi lain